Selasa, 12 Januari 2016

Cerita Sex Anak dari Sahabatku


Alt/Text Gambar Alt/Text Gambar
Situs yang menyediakan cerita dewasa dan foto hot secara gratis dan selalu update : Cerita Sex | Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Seks Dewasa – Anak dari Sahabatku. Perkenalkan namaku Miya tinggiku 165 cm denga lingkar pinggang 68 cm secara penampilan tubuhku dibilang kencang, lekuk tubuhku terlihat jika memakia pakaina senam aku adalah Ibu yang sudah mempunyai anak 2 dan umurku 40 tahun dan aku berprofesi sebagai guru SMA.

Cerita Dewasa Anak dari Sahabatku

cerita sex ngentot, cerita ngentot terbaru, cerita orang ngentot, kumpulan cerita ngentot, ngentot cerita, cerita hot ngentot, cerita nyata ngentot, koleksi cerita ngentot, cerita ngentot baru, kumpulan cerita ngentot terbaru.
Cerita Mesum Anak dari Sahabatku
Kata orang disekolah tubuhku mirip Kertika Dewi tetapi aku memiliki payudara yang besar dan terlihat menggairahkan semua kudapat dari sering berolahraga yang teratur, dan saat aku berusia 30 tahun dimana 10 tahun yang lalu ada sahabatku yang menitipkan anaknya ke rumahku untuk kuliah di kotaku.

Karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Miko, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Miko seorang atlit karate di tempatnya.

Oh ya, Miko ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD. Miko sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian.

Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya.

Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Miko memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu.

Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda.

Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan.

Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV.

Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Miko. Kudengar suara langkahnya mendekatiku. "Bu Asmi..?" Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku.

Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Miko sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula.

Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur. "Bu Asmi..?" Suara Miko terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur.

Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher. Lalu kurasakan Miko mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat.

Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku.

Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas,

Aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Miko sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.

Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Miko mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan.

Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

Tangan kanan Miko mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Miko menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.

Jari-jari Miko mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Mikowaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

"Miko!! Ngapain kamu?" Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Miko menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Miko mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku.

Tapi Miko makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

"Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu... " Miko melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

"Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua," Ujarku lembut. "Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan... Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya," jawab Miko.

"Ah kamu... Ya sudah terserah kamu sajalah" Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Miko melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya.

Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.

Benarkah pemuda seperti Miko terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, Miko persis masuk kamar.

Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. "Body Ibu bagus banget.. " dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku.

Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu. "Ibu hebat...," desisnya.

"Apanya yang hebat..?" Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Miko yang panjang seleher. "Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu" Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

"Itu karena Ibu teratur olahraga" jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang.

DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil. Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Miko minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

"Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!" Cegahku sambil menciumnya. Miko tersenyum lebar.

"Sudah enggak sabar ya ?" godanya. "Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San," Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot. Miko tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang.

Ternyata Miko pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Miko yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Miko nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk.

Birahiku menggelegak-gelegak. Miko menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Miko, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku.

Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

"Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak 'bercinta' sama Ibu...," dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Miko, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Miko semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi.

Lalu..., terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya...!!! Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat.

Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Miko memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa. "Oohh...," sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Miko mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya.

Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali. "Saann, penismu enaaak...!!!," kataku setengah menjerit. Miko tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar.

Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar. "Oohh..., toloongg.., gustii...!!!" Miko malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku.

Aku semakin erotis. "Aahh, penismu..., oohh, aarrghh..., penismuu..., oohh...!!!" Miko terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Miko sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku.

Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak. "Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!" aku menjerit-jerit.

"Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget 'bercinta' sama Ibu!" Miko menyodok-nyodok semakin kencang.

"Sodok terus, Saann!!!... Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!"

"Teruuss..., arrgghh..., sshh..., ohh..., sodok terus penismuuu...!"

"Oh, ah, uuugghhh... " "Enaaak..., penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss..." Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Miko, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi.

Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme! Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini.

Miko mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme. Kuturuti permintaan Miko.

Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Miko mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya.

Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Miko dengan diam.

Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Miko segera menunduk, dikecupnya pipiku. "San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar," kataku terus terang.

"Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?" jawabnya lembut di telingaku. Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Miko mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat.

Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Miko melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

"Oorrgghh..., aahh..., ennaak..., penismu enak bangeett... Ssann!!" Miko tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi.

Kurasakan Miko pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Miko.

Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Miko menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya.

Miko langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Miko memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

"Aarrgghhh...!!!" aku menjerit. "Aku hampir keluar!" Miko bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Miko.

Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. "Terus, Sayang..., teruuusss...!"desahku. "Ooohhh, enak sekali..., aku keenakan..., enak 'bercinta' sama Ibu!" Erang Miko "Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan...!" Balasku.

"Aku sudah hampir keluar, Buu..., vagina Ibu enak bangeet... "

"Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss..., yaah, aku juga mau keluarr!"

"Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar...!"

"Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann..., aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan 'bercinta' sama kamu..., yaahh..., teruss..., aarrgghh..., ssshhh..., uughhh..., aarrrghh!!!"

Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Miko menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

"Oohhh...!!!" dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Miko memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas. "Enak banget," bisik Miko beberapa saat kemudian.

"Hmmm..." Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Miko bergerak-gerak di dalam vaginaku. "Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu..." "Apalagi penis kamu..., gede, keras, dalemmm..." Miko bergerak menciumi aku lagi.

Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Miko menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

Miko lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Miko karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Miko mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

"Aku bisa enggak puas-puas 'bercinta' sama Ibu... Ibu juga suka kan?" Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Miko sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Miko kembali meminta jatah dariku.

Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga. Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah.

Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Cerita Ngentot / Kumpulan Cerita Dewasa
Alt/Text Gambar Alt/Text Gambar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar